Bandung, 9 Januari 2025 — Dalam rangka mendukung pengembangan pola pikir inovatif sejak dini, Tim Pengabdian Masyarakat Telkom University mengadakan pelatihan design thinking untuk pelajar SMP dan SMA egiatan ini, yang berlangsung pada bulan November 2024, bertujuan untuk mengenalkan konsep design thinking sebagai fondasi dalam menciptakan solusi inovatif yang berpusat pada manusia.
Kegiatan ini melibatkan dosen dari Program Studi Sistem Informasi (SI), Teknik Industri (TI), dan Desain Produk (DP), yaitu Faqih Hamami, Faishal Mufied Al-Anshary, Muhammad Iqbal, serta Hanif Azhar. Dalam pelatihan yang berlangsung selama dua sesi ini, peserta diajak untuk memahami dan mempraktikkan konsep design thinking secara langsung.
Sesi Pertama Pada sesi pertama, peserta diberikan tugas untuk berperan sebagai desainer dan membuat desain dompet yang sesuai dengan kebutuhan mereka sendiri. Setelah itu, mereka diminta melakukan wawancara dengan teman sekelompok untuk menggali lebih dalam mengenai kebutuhan, kebiasaan, dan preferensi terkait dompet ideal. Informasi yang diperoleh dari wawancara tersebut digunakan untuk merevisi desain awal mereka. Proses ini bertujuan untuk melatih empati, kreativitas, dan fleksibilitas dalam menciptakan solusi yang lebih relevan.
Sesi Kedua Sesi kedua berfokus pada pengenalan lebih mendalam tentang lima tahapan utama dalam design thinking, yaitu: empathize, define, ideate, prototype, dan test. Tahap pertama, empathize, mengajak peserta untuk memahami perilaku, kebutuhan, dan tantangan yang dihadapi pengguna. Selanjutnya, tahap define membantu peserta mendefinisikan masalah secara terarah dengan memetakan poin-poin pain (tantangan) dan gain (kebutuhan). Pada tahap ideate, peserta diajak mencurahkan berbagai ide solusi secara bebas dan kreatif.
Setelah itu, peserta melanjutkan ke tahap prototype dengan memilih ide terbaik dan mengubahnya menjadi model awal yang dapat divisualisasikan. Prototipe ini kemudian diuji pada tahap test untuk mendapatkan umpan balik dari pengguna, sehingga peserta dapat memperbaiki solusi secara iteratif berdasarkan masukan yang diterima.
Hanif Azhar, dosen Desain Produk yang turut serta dalam pelatihan ini, menjelaskan bahwa metode design thinking sangat relevan untuk melatih pola pikir inovatif yang berpusat pada manusia (human-centered). “Melalui kegiatan ini, pelajar tidak hanya memahami teori, tetapi juga mendapatkan pengalaman langsung dalam mengaplikasikan design thinking untuk menciptakan solusi yang relevan dan berdampak,” ungkapnya.
Kegiatan ini mendapat apresiasi dari para peserta dan guru pendamping. Mereka menyatakan bahwa pelatihan ini membuka wawasan baru tentang cara menyelesaikan masalah secara kreatif dan sistematis. Dengan kegiatan ini, Universitas Telkom berharap dapat menanamkan budaya inovasi sejak usia muda dan mempersiapkan generasi yang mampu menghadapi tantangan masa depan dengan solusi kreatif dan berkelanjutan.